Definisi-Definisi
Waktu untuk Industri
Bagi industri
manufaktur, waktu adalah “kesempatan” untuk menghasilkan produk, dan dalam
produk itu terdapat keuntungan. Kita ketahui bahwa prinsip ekonomi adalah:
mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya
pengorbanan itu
termasuk waktu karena jika tidak dikelola dengan baik maka akan “memotong”
kesempatan untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Di
industri manufaktur berprinsip lean process dikenal beberapa
istilah waktu diantaranya adalah:
- Cycle Time
- Takt Time
- Processing Time
- Kosu
- Machine Time
- Machine Cycle Time
- Value Add Time
- Lead Time
- Production Lead Time
- Order Lead Time
- Order-to-Cash Time
Cycle Time: Waktu yang dibutuhkan
seorang operator untuk menyelesaikan 1 siklus pekerjaannya termasuk untuk
melakukan kerja manual dan berjalan.
Terkadang
diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit produk, dalam
hal ini ditentukan dari proses yang paling lama (bottleneck), apakah itu
pekerjaan manusia atau mesin.
Takt Time: Istilah “takt”
diambil dari kata Jerman yang berarti “baton”; yaitu tongkat kecil yang dipakai
oleh panglima perang atau oleh pemimpin orkestra, takt merujuk pada pukulan,
tempo, dan regulasi kecepatan irama. Kristianto Jahja dalam alih bahasa buku Gemba
Kaizenmengistilahkan takt
time ke
dalam Bahasa Indonesia sebagai “pacu kerja”.
Batasan
umum takt time adalah: waktu yang “diinginkan” untuk
membuat satu unit keluaran produksi.
Takt time berbeda dengan cycle
time (CT)
karena takt time (TT) tidak diukur
dengan stopwatch, tetapi harus
dihitung dengan formula sebagai berikut:
Berdasarkan sudut
pandang pelanggan:
Takt
time = Waktu
operasi yang tersedia/ Permintaan pelanggan
Misal: 8 jam per hari
4 unit permintaan harian = TT adalah 2 jam.
Berdasarkan sudut
pandang operasi:
Takt
time = Waktu
operasi yang tersedia / Ramalan permintaan
Misal: 8 jam per hari
5,7 unit ramalan permintaan = TT adalah 1,4 jam.
Angka
nominal takt time adalah variabel awal
untuk mendikte desain “arsitektur” keseluruhan operasi manufaktur. Total waktu
operasi dihitung pada saat dasar semua operasi permesinan berada pada tingkat
efisiensi 100% (operational availability = 100%) selama jam
kerja reguler.
Meskipun
takt time dihitung berdasarkan jam kerja reguler, tetapi terkadang
dimasukkan juga jumlah yang melebihi jam kerja reguler (e.g., karena dipicu
oleh adanya downtime, kemampuan lini yang
rendah). Takt time seperti ini disebut actual
takt time.
Processing Time: Estimasi waktu
penyelesaian pekerjaan. Processing timediamati dengan alat
ukur waktu (stopwatch) terhadap 1 unit
produk yang diproses oleh 1 orang operator.
Processing
time = Kerja manual + Berjalan + Menunggu
Processing
time hanya
untuk operator, tidak untuk mesin.
Kosu: Istilah Jepang untuk
Jam Orang Per Unit (JOPU) yang berkaitan dengan jam orang spesifik yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit di satu proses tertentu.
Satuan ini digunakan
untuk mengukur dan menilai produktivitas operator. Penurunan kosu merupakan salah satu
indikator kunci dalam mengukur perbaikan produktivitas di lantai produksi.
Kosu dihitung dengan
membagi jam dari keseluruhan tenaga kerja langsung (directman
hours)
dengan jumlah output produksi per jam (output per hour).
Kosu = Directman
hours / Output
per hour
Machine Time: Waktu satu mesin yang
sedang mengerjakan satu produk.
Machine
time adalah waktu total mesin yang sedang
mengerjakan produk. Operator yang berdiri disekitar mesin untuk menunggu mesin
tidak punya pengaruh pada machine time.
Misal: Jika mesin
otomatis berjalan 60 detik, operator bekerja 20 detik, dan waktu menunggu 40
detik, maka machine time tetap 60 detik.
Machine
time adalah konsep umum yang berkaitan
dengan “Lembar Standar Kombinasi Kerja” (Standard Work
Combination Sheet).
Catatan: Machine
time berbeda dengan machine
cycle time.
Machine Cycle Time: Waktu rata-rata
antara penyelesaian unit-unit yang keluar dari suatu mesin.
Contoh: Suatu mesin
mungkin mempunyai machine time = 60 detik, tapi jika
mesin membuat 6 batch, maka machine
cycle time =
10 detik.
Jika prosesnya adalah
intensive pekerja, perhatikan bahwa machine time bukan termasuk dalam
hitungan cycle time. (Kecuali jika
operator berdiri disekitar mesin untuk menunggu penyelesaian satu siklus,
kemudian waktu operator dihitung seperti waktu menunggu).
Jika prosesnya adalah
intensive mesin, bagaimanapun intervensi manusia sangat kecil atau tidak ada. Cycle
time berarti machine
cycle time.
Value Add Time: Waktu dari elemen-elemen
kerja yang mentransformasikan secara aktual produk kepada pelanggan (juga
dikenal sebagai Value Creating Time). Yang TIDAK termasuk value
add time adalah
waktu elemen-elemen kerja seperti: mengambil,membawa, meletakkan, dan sebagainya.
Value
add time < Cycle time < Lead
time
Non
value add time = Cycle time – Value
add time
Lead Time: Waktu rata-rata untuk
mengalirnya satu unit produk di sepanjang proses (dari awal sampai akhir)
termasuk waktu menunggu (waiting time) antara sub-sub
proses.
Lead
time = Cycle time x Unit
WIP x Jumlah
operasi + Delay
antara proses (terencana
dan takterencana)
Contoh 1: Cycle time
240 detik x 1 unit WIP x 1 operasi + 0 delay = Lead time 4 menit
Contoh 2: Cycle time
240 detik x 50 unit WIP x 2 operasi + 0 delay = Lead time 400 menit
Perhatikan
bagaimana jumlah unit WIP (work-in-process ‘unit setengah jadi’)
secara radikal meningkatkan lead time. Ini adalah salah
satu alasan mengapa lean manufacturing menginginkan ukuran batchyang kecil. Delay di antara proses juga
sering menyebabkan besarnyalead time dan harus
terus-menerus dieliminasi karena merupakan pemborosan (waste).
Dalam
prakteknya, istilah “Lead Time” selalu berarti “Production Lead Time”, tetapi
secara teknis, terdapat beberapa jenis lead timeyaitu:
- Production Lead
Time
- Order Lead Time
- Order-to-Cash Time
Production
Lead Time: Waktu dari ketika pabrik menerima order
sampai ketika produk dikirimkan.
Production
lead time = A + B + C
Di mana:
A
= Waktu dari isu pesanan produksi sampai mulai produksi.
B
= Waktu mulai fabrikasi sampai akhir (waktu proses + delay).
C
= Waktu melengkapi dari unit pertama sampai satu lot. Misalnya, jika satu
box sudah disiapkan sampai ke proses berikutnya (jumlah per lot
takt time produk).
Ini dapat terjadi
pada suatu sub-proses, atau pada suatu keseluruhan rangkaian sub-proses
terkait, sering disebut juga “Door-to-Door Time” (dikenal juga sebagai
“Throughput Time”. Untuk sub-proses tunggal, Production Lead Time = Process
Lead Time)
Order Lead Time: Waktu dari ketika
pelanggan menempatkan order sampai ketika deliveri produk diterima.
Production
lead time ditambah segala hal yang terjadi
sebelum penyerahan otoritas kerja dan setelah produk meninggalkan dock
pengiriman.
Di tabel MRP sering
kita melihat baris/kolom lead time, inilah yang
dimaksud order lead time.
Order-to-Cash Time: Waktu dari ketika
mendapatkan pesanan pelanggan sampai ketika mendapatkan pembayaran.
Waktu ini mungkin
lebih pendek atau lebih panjang dibandingkanorder lead time.
Rujukan:
Gaspersz, V. (2005). Production
planning and inventory control berdasarkan pendekatan sistem ter
integrasi MRP II dan JIT menuju manufakturing 21 (5thed.).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusnadi, E. (2009). Analisis
produktivitas terhadap penyeimbangan lintasan. Unpublished undergraduate thesis,
Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Systems2win. (n.d.).
Time definitions for lean process improvement. Retrieved May 16, 2008, from http://systems2win.com