Jumat, 13 Juni 2014

WESTPORT ELECTRIC CORPORATION

A.  Latar Belakang Masalah
Pada akhir musim gugur tahun 1987, Peter Ensign, pengendali Westport Electric, Michael Kelly, manajer departemen anggaran ( melapor pada Ensign ), dan James King, supervisor bagian anggaran stafadministratif ( melapor pada Kelly ) sedang mendiskusikan masalah yang diajukan oleh King. Dalam tinjauan anggaran tahun 1988 untuk bermacam kantor staf administratif, King merasa terganggu oleh kenaikan pengeluaran yang sedang diusulkan. Dia percaya, secara terpisah, usulan kenaikan di dua kantor tidaklah beralasan. Yang menjadi perhatian utama King bagaimanapun, adalah proses secara keseluruhan yang meninjau dan menyetujui anggaran staf administratif. Tujuan pertemuan adalah untuk mendiskusikan apa yang seharusnya dilakukan terhadap dua anggaran dalam pertanyaan yang menyadari revisi apa yang seharusnya dibuat dalam prosedur persetujuan staf administratif.
Westport Electric merupakan salah satu perusahaan raksasa di AS yang memproduksi dan menjual listrik serta produk elektronik. Penjualan pada tahun 1983 melampui $9 M, dan laba setelah pajak melebihi $750 juta. Kegiatan operasi perusahaan dibagi kedalam empat group, masing-masing dikepalai wakil presiden grup. Grup-grup ini terdiri dari : Grup-grup ini terdiri dari: Grup pembangkit listrik dan transmisi, Grup perkakas rumah tangga, Grup militer dan ruang angkasa, Grup elektronika.
Pada tingkat perusahaan terdapat staf riset pengembangan dan 6 staf administratif kantor, masing-masing dikepalai oleh wakil presiden yaitu : Keuangan,Hubungan industry, Hukum, Pemasaran, Manufaktur, Hubungan masyarakat.
Dalam WEC, Ensign, kontroler, melaporkan kepada wakil presiden bidang keuangan. Yang memberi laporan padanya adalah Kelly, yang berwenang atas departemen anggaran. Yang melaporkan kepada Kelly adalah King, yang berwenang atas bagian staf administrative
Dalam Penyampaian Informasi, Pada awal musim semi setiap tahun, departemen anggaran mengeluarkan instruksi dan jadwal untuk persiapan, peraturan, dan persetujuan anggaran untuk tahun berikutnya. Karena yang diperhatikan dalam kasus ini adalah anggaran staf administratif, deskripsi akan dibatasi pada sifat penyampaian informasi oleh masing-masing staf administratif.
Meskipun King tidak menyatakan secara terus terang permasalahan ini, King dan yang lainnya khawatir terdapat ketidakselarasan tujuan antara kegiatan kantor staf administrative dan pendapatan bagi perusahaan. Ia melihat bahwa setiap pegawai staf administrative menginginkan operasi yang terbaik di seluruh daerah, dan yang terburuk adalah keinginan yang sederhana dalam membangun sebuah kerajaan. Meskipun demikian, sekalipun operasi yang terbaik mungkin menghabiskan biaya yang lebih besar daripada nilainya dalam hal peningkatan laba. Ia juga khawatir tentang kemampuan presiden dan wakil presiden eksekutif dalam hal mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas dari kantor staf atau dalam memutuskan ada tidaknya aktivitas tambahan yang benar-benar bermanfaat. Meskipun demikian, King yakin bahwa penting bagi seseorang untuk mengevaluasi proposal anggaran secara kritis, seperti yang mereka lakukan pada tingkat divisi.
B.  Permasalahan

Permasalahan yang terdapat pada Westport Electronic Corporation adalah Dalam pertemuan, James King, pengawas anggaran staf bagian administrasi Westport Electric Corporation, produsen besar dan penjual produk listrik dan elektronik, sedang mendiskusikan ketidaksenangannya dengan kenaikan yang diusulkan dalam anggaran dari kantor. Menurut dia, ini tidak dibenarkan dan indikasi yang jelas tentang kesalahan dalam sistem anggaran perusahaan. Saat ini perusahaan memiliki enam kantor staf seperti yang disebutkan dan mereka bertugas untuk memberikan saran kepada manajemen puncak dan divisi operasi serta kantor staf lain. Mereka juga berkoordinasi antara divisi tergantung pada bidang aktivitas mereka. Kantor-kantor staf dianggarkan menggunakan persetujuan anggaran perusahaan prosedur, yang menurut beberapa pejabat seperti King, membutuhkan banyak perbaikan. 






C.  Alternatif Pemecahan Masalah

Ø  Jika perusahaan ingin tetap mengadakan pelatihan dengan menyetujui jumlah kenaikan anggaran yang diusulkan, sebaiknya ada peningkatan output yang dihasilkan staff dari pelatihan tersebut.

Ø  Jika output staff yang mengikuti pelatihan tersebut dengan staff yang tidak mengikuti pelatihan adalah sama, maka sebaiknya tidak perlu diadakan pelatihan lagi. Dan anggaran yang seharusnya untuk pelatihan, dapat dialihkan untuk kegiatan operasional lainnya yang dapat memberikan output yang lebih besar.


Ø  Dalam Westport Electric Corporation harus memperbaiki system pengedalian manajemennya untuk lebih meningkatkan kinerja per lininya.

Ø  Westport Electric Corporation harus lebih meningkatkan kualitas fungsi departemen anggaran agar lebih jujur dalam melakukan penyajian anggaran.


Ø  Westport Electric Corporation harus melakukan analisis dalam evaluasi anggaran agar anggaran yang diberikan tepat sasaran tidak terjadinya penggelapan anggaran , dan sebagainya.

Ø   Westport Electric Corporation harus melakukan kunjungan atau pengawasan dari staf kontroler pusat.


Ø  Westport Electric Corporation harus mendesain ulang struktur pengendalian manajemennya.

Ø  Dalam Westport Electric Corporation harus lebis jelas dalam penjelasan mengenai perubahan.


Ø  Dalam Westport Electric Corporation harus membuat dan merencanakan anggaran lebis jelas berdasarkan kegiatan

Ø  Westport Electric Corporation dalam pengopersionalnya harus membuat anggaran berdasarkan klasifikasi beban.


Ø  Dalam mengangkat atau merekrut staf legal Westport Electric Corporation harus melihat skill dan kepribadiannya.

Ø  Perlunya membuat kebijakan baru dalam Westport Electric Corporation agar perusahaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan awal Westport Electric Corporation.

Ø  Westport Electric Corporation harus melakukan evaluasi yang berkenan dengan masalah yang terjadi pada Westport Electric Corporation.

Ø  Presiden Westport Electric Corporation harus lebih teliti dalam menerima dan menandatangani semua anggaran dan tidak langsung menyetujui semua anggaran tersebut terlebih dahulu di pertimbangkan dahulu.














D.   Pemecahan Masalah
Westport Electric merupakan salah satu perusahaan raksasa di AS yang memproduksi dan menjual listrik serta produk elektronik. Penjualan pada tahun 1983 melampui $9 M, dan laba setelah pajak melebihi $750 juta. Kegiatan operasi perusahaan dibagi kedalam empat group, masing-masing dikepalai wakil presiden grup. Grup-grup ini terdiri dari : Grup-grup ini terdiri dari: Grup pembangkit listrik dan transmisi, Grup perkakas rumah tangga, Grup militer dan ruang angkasa, Grup elektronika.
Pada tingkat perusahaan terdapat staf riset pengembangan dan 6 staf administratif kantor, masing-masing dikepalai oleh wakil presiden yaitu : Keuangan,Hubungan industry, Hukum, Pemasaran, Manufaktur, Hubungan masyarakat.
Dalam WEC  Masing-masing staf bertanggung jawab untuk menyediakan saran bagi manajemen puncak perusahaan menurut bidangnya. Disamping itu seluruh staf wakil presiden merupakan anggota komite pengambil kebijaksanaan, pembuat keputusan tertinggi dalam perusahaan. Masing-masing kantor staf memberikan saran kepada divisi operasi dan dalam beberapa peristiwa kepada kantor staf lainnya. (sebuah contoh berikut merupakan saran dari staf legal yang mungkin diberikan kepada staf keuangan berkenaan dengan dijalankannya suatu kontrak). Dalam teori, setidaknya divisi operasi dapat menerima atau menolak saran yang diberikan selama mereka melihatnya tepat. Dalam banyak kasus tidak terdapat persyaratan formal bahwa divisi operasi harus mencari saran dari staf pusat. Pada kenyataannya, bagaimanapun saran dari kantor staf biasanya membawa kesungguhan dan manajer divisi jarang mengabaikan.
Kantor staf memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasikan area kegiatan antar divisi. Besarnya koordinasi berbeda, sangat tergantung pada ruang lingkup kegiatan. Sebagai contoh staf keuangan jumlah terbesar dari koordinasi ini yang dilakukan, sebab hal penting untuk membangun dan memelihara sebuah sistem akuntansi dan pengendalian anggaran. Pada sisi yang lain, staf bidang hukum dan hubungan publik tidak memiliki perwakilan secara langsung dalam aktivitas divisi.
Dalam Penyampaian Informasi, Pada awal musim semi setiap tahun, departemen anggaran mengeluarkan instruksi dan jadwal untuk persiapan, peraturan, dan persetujuan anggaran untuk tahun berikutnya. Karena yang diperhatikan dalam kasus ini adalah anggaran staf administratif, deskripsi akan dibatasi pada sifat penyampaian informasi oleh masing-masing staf administratif.
Dalam Westport Electric Corporation harus  menunjukkan informasi yang sama seperti jadwal sebelumnya, kecuali bahwa informasi ini terbatas bagi komponen organisasi tertentu. Tujuan skedul ini adalah untuk menunjukkan aktivitas mana yang sedang meningkat, yang mana yang menurun, dan mana yang merupakan aktivitas baru yang akan diusulkan.
Jadwal ini sebenarnya sebuah surat yang disertakann pada proposal anggaran dan menjelaskan alasan mengenai anggaran yang diusulkan. Penjelasan dibagi kedalam kategori berikut: (1) Perubahan perekonomian (misalnya perubahan pada tingkatan umum gaji dan bahan baku), (2). Peningkatan atau penurunan dalam kegiatan yang ada, (3). Penambahan aktivitas baru dan penghapusan aktivitas yang lama.
Fungsi departemen anggaran dalam Westport Electric Corporation  menjalankan anggaran staf administratif telah menentukan jadwal yang disampaikan dan jadwal bagi pelaksanaannya dan  “untuk memeliharan kejujuran penyajian”. Dalam mengisi fungsi terakhir, departemen anggaran menganalisis dan mengajukan serta meyakinkan bahwa fakta-fakta dinyatakan dinyatakan secara benar. Misalnya, mereka memeriksa untuk meyakinkan peningkatan yang sejalan dengan perubahan perekonomian adalah kurang  atau jika beberapa kegiatan yang ada telah dihilangkan, mereka meyakinkan bahwa biaya kegiatan ini ditunjukkan sebagai pengurangan sehingga penghematan biaya tidak dapat digunakan untuk menyembunyikan peningkatan aktivitas lainnya.
Pada tingkat divisi seharusnya Westport Electric Corporation melakukan analisis anggaran memberikan pengaruh terhadap seluruh tingkat efisiensi yang ditampilkan dalam anggaran operasi.




GENERAL MOTORS CORPORATION

A.   Latar Belakang Masalah
Pada tanggal 1 januari 1927, dalam artikelnya di NACA bulletin, Albert Bradley menguraikan kebijakan penbetapan harga general motors corporation. Pada saat itu Albert Bradley menjabat sebai assisten bendahara perusahaan, kemudian menjadi wakil presiden, eksekutif wakil presiden dan ketua dewan.
General motors corporation mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan penetapan harga adalah pengembalian ke investasi. Yang menjadi pertimbangan mendasar adalah angka pengembalian rata-rata selama periode yang sekian lama, bukan berdasarkan angka pengembalian tertentu, pada tahun tertentu atau pada periode waktu yang singkat.
Angka pengembalian ke investasi dalam jangka panjang mewakili sikap resmi perusahaan, dimana angka pengmbalian rata-rata tertinggi bisa disesuaikan dengan pertumbuhan perusahaan secara sehat, dan itu bisa dinilai sebagai angka pengembalian yang bisa diraih dan angka yang diputuskan untuk dikembalikan dalam bentuk modal akan sangat bervariasi antarberbagai cabang industry sebagai akibat dari perbedaan situasi ekonomi.
Kebijakan mendasar yang berkaitan dengan penetapan harga produk dan perluasan bisnis juga menuntut adanya sudut pandang resmi terhadap angka rata-rata pengoperasian pabrik secara normal. Kebijakan penetapan harga pokok diwujudkan  dalam konsepsi volume standard dan pengembalian ekonomi yang bisa diraih. Sebagai contoh, jika kebijakan volume standar yang ditetapkan memenuhi 80% kapasitas actual per tahun, sementara rata-rata 20% nya dibelanjakan untuk modal operasi, maka akan dimungkin untuk menentukan sebuah standar harga produk harga yang dioperasikan pada angka 80% kapasitasnya akan menghasilkan pengembalian ke investasi sebanyak 20% per tahun.
Biaya-biaya produksi dan distribusi per unit produknya diselingi disana sisni dengan volume yang fluktuatif, karena sifat tertentu dari biaya-biaya yang di belanjakan.diantara item-item yang sudah ditetapkan secara mutlak, seperti pembiayaan, penyusutan dan pajak yang dapat dipastikan merupakan variable tetap 100% dan dianggap masih dalam batas-batas kapasitas pabrik., maka jumlah itu tidak akan mengubah apa-apa, akan tetapi jumlah produk per unitnya akan beragam serta berbanding terbalik dengan input. Sekelompok item yang lain bisa diklasifikasikan sebagai variable 100%, seperti inpeksi dan penanganan material; jumlah produk per unit tidak dipengaruhi oleh volumenya. Yang menempati posisi antara pengelompokan-pengelompokan variable tetap 100% dan variable berubah 100% adalah sekelompok besar pengeluaran biaya item yang untuk sebagian besar adalah variable berubah, seperti penerangan, energy panas, listrik dan penggajian.
Di General Motors Corporation, angka beban yang di jadikan standar kemudian dikembangkan bagi tiap-tiap pusat beban, sehingga semuanya akan dimasukan dalam kelonggaran biaya bagi biaya pembuatan produk. Untuk menetapkan angka ini, perlu untuk mendapatkan gambaran angka rata-rata normal bagi pengoperasian pabrik.
Angka pengoperasian pabrik di pengaruhi oleh factor-faktor seperti kondisi bisnis secara keseluruhan, tingkat fluktuasi selama penjualan bertahun-tahun dan dalam volume yang besar kebijakan yang berkaitan dengan akumulasi musiman dari produk-produk jadi dan setengah jadi dengan tujuan meningkatkan kurva produksi, kebutuhan dan keinginan untuk memelihara kelebihan kapasitas yang bisa dimanfaatkan dalam kondisi darurat dan banyka hal lainnya.  Masing-masing factor ini harus dijadikan pertimbangan secara masak oleh pemilik pabrik dalam menentukan ukuran pabrik baru yang akan dibangun.
Tingkat variasi dalam biaya telah ditentukan, biaya total yang sudah ditetapkan dalam standar volume pengoperasiannya sudah pula diperkirakan. Untuk selanjutnya, angka beban standar dikembangkan, yang menggambarkan perhitungan yang wajar terhadap beban biaya dalam volune standar. Dalam periode dimana volume standarnya menunjukan angka yang rendah, biaya pembuatan yang tidak dimasukan dalam perhitungan kemudian dimasukkan kedalam  laba sebagai beban yang tak di hitung, maka biaya pembuatan yang di hitung secara berlebih kemudian dihitung sebagai laba, dan di klasifikasikan sebagai perhitungan berlebih atas beban.
B.   Permasalahan


General Motors Corporation juga dikenal dengan GM, adalah sebuah produsen mobil yang bermarkas di Amerika Serikat dengan operasi di seluruh dunia,termasuk Buick, Cadillac, Chevrolet, Daewoo, GMC, Holden, Hummer,Oldsmobile, Opel, Pontiac, Saturn, Saab, dan Vauxhall. Divisi Chevrolet dan GMC memproduksi truk, dan juga kendaraan penumpang lainnya.

General motors corporation mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan penetapan harga adalah pengembalian ke investasi. Yang menjadi pertimbangan mendasar adalah angka pengembalian rata-rata selama periode yang sekian lama, bukan berdasarkan angka pengembalian tertentu, pada tahun tertentu atau pada periode waktu yang singkat.
Akan tetapi, sebelum sebuah perusahaan bisa dinilai berhasil dan dianggap mampu bertahan dan mengembangkan diri, masih ada elememn lain yang harus diperhitungkan, yaitu biaya kapital dimana didalamnya juga meliputi laba.










C.   Alternatif Pemecahan Masalah

Dari permasalahan diatas berikut ini beberapa alternative pemecahan masalah yang dapat dijadikan sebagai penentuan kinerja yang baik bagi general motore corporation.

Ø General Motors Corporation harus lebih memahami kondisi perekonomian global yang sedang berkembang saat itu untuk kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan.

Ø  General Motors Corporation harus dapat mengantisipasi serangan oleh para pesaing dalam membuat kebijakan-kebijakan yang ditetapkannya.

Ø  General Motors Corporation harus dapat mengetahui apa saja kelemahan dan kekuatan dari kebijakan-kebijakan yang di buat oleh manajemennya.

Ø  General Motors Corporation harus dapat mempertanggungjawabkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkannya.

Ø  Dalam penentuan kebijakan penetapan harga, General Motors Corporation harus mengetahui tingkat harga para pesaing.

Ø  General Motors Corporation harus dapat mengetahui dan menganalisis bahwa dalam kebijakan penetapan harga, apakah ada dampak pada tingkat fluktuatif penjualan.

Ø  General Motors Corporation harus dapat memodif kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.

Ø  Dalam menentukan kebijakan-kebijakan, General Motors Corporation harus dapat menghitung biaya-biaya produksi dan distribusi produknya agar biaya-biaya operasionalnya tidak membengkak.

Ø  General Motors Corporation harus dapat mengetahui produk per unit yang di pengaruhi oleh volumenya.

Ø  General Motors Corporation harus dapat memastikan bahwa tingkat penjualan setiap tahun tidak menglami fluktuatif.

Ø  Dalam menentukan angka pengoperasian pabrik, General Motors Corporation perlu untuk mendapatkan gambaran angka rata-rata normal bagi pengoperasian pabrik.

Ø  General Motors Corporation harus menentukan tingkat variasi dalam produk yang di hasilkan.

Ø  General Motors Corporation harus mengkalkulasi harga standar produk menuntut penetapan standar kebutuhan kapital dan faktor-faktor pembiayaan, juga mewakili kondisi pengoperasian secara normal.

Ø  General Motors Corporation harus memperhatikan factor yang mempengaruhi permintaan produk, seperti permintaan produk,target pangsa pasar,reaksi pesaing,penggunaan strategi,penetapan harga serta bauran pemasaran

Ø  General Motors Corporation harus mengetahui orientasi  Laba, yang dimana bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi atau sering disebut ”maksimisasi laba”.

Ø  General Motors Corporation harus memperhatikan hubungan antara biaya marginal dengan pendapatan marginal produk yang diproduksi.

Ø  General Motors Corporation harus mengetahui bahwa penetapan harga tertentu dapat membentuk citra perusahaan , misalnya menetapkan harga tinggi dapat membentuk citra perusahaan yang prestisius, sementara menetapkan harga rendah memungkinkan menjaga nilai perusahaan tertentu (menjaga harga yang terendah di suatu daerah).

Ø   General Motors Corporation harus berorientasi pada Stabilitas Harga, untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).

Ø  General Motors Corporation harus memeperhatikan harga jual yang didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing method) untuk mencapai laba yang maximal.

Ø  General Motors  Corporation dalam menetapkan harga pasar yang ditetapkan harus atas dasar kekuatan pasar.

Ø  General Motors Corporation harus membuat analisis terhadap derajat variasi biaya pembuatan dan komersial dengan kenaikan dan penurunan volume output, dan penetapan standar untuk berbagai jenis investasi, yang memungkinkannya tidak hanya untuk mengembangkan harga standar namun juga untuk meramal seakurat mungkin, persyaratan modal, laba, dan pengembalian modal ( return on capital ) pada berbagai tingkat operasi yang timbul dari kondisi musiman atau dari perubahan- perubahan dalam situasi bisnis secara umum.




D.   Pemecahan Masalah

General Motors Corporation adalah sebuah perusahaan yang berada di Amerika Serikat, yang beroperasi di seluruh dunia yang memproduksi truk dan mobil penumpang lainnya.
Albert Bradley, dalam artikelnya di NACA bulletin, 1 januari 2007, menguraikan kebijakan penetapan harga General Motors Corporation. Pada saat itu, Bradley adalah assisten bendahara umum perusahaan; kemudian menjadi wakil presiden, eksekutif wakil presiden dan ketua dewan,
General Motors Corporation, dalam mengembangkan kebijakannya harus mampu memahami perkembangan kondisi perekonomian global yang sedang berkembang agar kebijakan- kebijakan yang di buat oleh manajemen GMC dapat beradaptasi dengan baik dengan kondisi perekonomian yang sedang berkembang saat itu, dan juga dengan kebijakan- kebijakan itu, GMC dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan didalam maupun luar negeri yang memiliki kebijakan-kebijakan yang lebih modif dan lebih bervariasi.
Dalam pengoperasionalnya, GMC harus memperhatikan biaya-biaya produksi dan distribusi per unit produknya yang diselingi disana-sini dengan volume yang fluktuatif, karena sifat tertentu dari biaya-biaya yang di belanjakan. Material-material dan buruh produktif juga bisa dianggap sebagai biaya variabel berubah 100%.
Diantara item-item yang sudah ditetapkan secara mutlak, seperti pembiayaan, penyusutan dan pajak yang dapat dipastikan merupakan variabel tetap 100% dan dianggap masih dalam batas-batas kapasitas pabrik, maka jumlah itu tidak akan mengubah apa-apa, akan tetapi jumlah produk per unitnya akan beragam serta berbanding nterbalik dengan input. Perlunya menganalisis kekuatan dan kelemahan dari sebuah kebijakan, misalnya kebijakan penetapan harga GMC karena akan sangat membantu manajemen dalam melakukan penjualan produknya dan dapat mengantisipasi tingkat fluktuatif dalam penjualan.
General Motors Corporation harus membuat angka beban yang dijadikan standard dan kemudian dikembangkan bagi tiap-tiap pusat beban, sehingga semuanya akan dimasukan dalam  kelonggarann biaya bagi biaya pembuatan produk. Untuk menetapkan angka beban perlu untuk mendapatkan gambaran angka rata-rata normal bagi pengoperasian General Motors Corporation. GMC harus dapat mengetahui kondisi bisnis secara keseluruhan agar dapat mengetahui tingkat fluktuatif bertahun-tahun dan dalam volume yang besar kebijakan yang berkaitan dengan akumulasi musiman dari produk-produk jadi dengan tujuan meningkatkan kurva produksi pada GMC, kebutuhan dan keinginan untuk memelihara kelebihan kapasitas yang bisa dimanfaatkan dalam kondisi darurat dan banyak hal lainnya. Masing- masing factor ini harus dijadikan pertimbangan secara masak oleh pemilik pabrik dalam menetukan ukuran pabrik baru yang akan dibangun, dan sebelum memperluas pabrik yang sudah ada dengan mendasarkan diri pada hubungan yang logis antara perkiraan angka normal dalam pengoperasian pabrik dengan kapasitas actual pertahunnya.
Oleh karena itu, adanya kalkulasi harga standar produk menuntut penetapan standar kebutuhan kapital dan factor-faktor pembiayaan,juga mewakili kondisi pengoperasian GMC secara normal. Standar yang dibuat untuk mengngukur modal yang dimasukan kedalam aktiva tetap yang digambarkan sebagai presentase biaya pabrik, sementara itu standar bagi kapital yang diopersikan sebagai bagian dari presentase penjualan dan bagian dari presentase biaya pabrik. Jumlah dari kapital yang dioperasikan harus bisa dibandingkan secara proporsional dengan volume bisnisnya.
Harus ditekankan bahwa kebijakan penentuan harga dasar oleh General Motors Corporation yang dinyatakan dalam kaitannya dengan pengembalian ekonomi yang bisa diraih adalah sebuah kebijakan dan ia tidak mendiktekan harga khusus. Pada saat-saat tertentu, harga barangkali diatas dan pada saat harganya berbeda barangkali dibawah harga standar. Kalkulasi harga standar tidak hanya sebuah cara untuk menafsirkan harga aktual atau harga yang diajukan dalam kaitannya dengan kebijakan yang ditetapkan, namun pada saat bersamaan merupakan indikasi apakah kebijakan itu sendiri masuk akal atau tidak. Jika harga produk yang ada berkisar pada harga standard dan bukan pada sebab-sebab temporer, maka harga yang berlaku harus melakukan penyesuaian, jika tidak kondisinya sedemikian rupa sehingga harga tidak sesuai dengan harga standar.
















KONSEP BIAYA VARIABEL DALAM MATCHING PRINCIPLES

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Dalam dunia akuntansi kita mengenal berbagai macam akuntansi salah satunya yaitu akuntansi biaya. Didalam akuntansi biaya kita mengenal beberapa elemen akuntansi biaya  salah satunya yaitu biaya variabel. Biaya variabel yang dalam kaitannya dengan pendapatan.
Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang “ KONSEP BIAYA VARIABEL DALAM MATCHING PRINCIPLES” , dimana biaya variabel terjadi karena adanya perubahan modal total dalam proporsi perusahaan dan terjadinya perubahan volume produksi. Artinya biaya-biaya yang nilainya meningkat/menurun seiring dengan meningkat/menurun-nya aktivitas. Sehingga, biaya variabel bisa didefinisikan sebagai jenis biaya yang berubah mengikuti perubahan volume aktivitas.
Ketika tidak ada aktivitas (aktivitas=nol), total biaya variabel juga tidak ada (total biaya variabel=0), Ketika mulai ada aktivitas, maka biaya variabel juga mulai timbul, Biaya variabel meningkat, dalam porsi yang sama, mengikuti peningkatan total aktivitas dan Jika suatu saat aktivitas mengalami penurunan, maka biaya variabel yang timbulpun akan menurun dalam porsi yang sama.
Adapun biaya-biaya yang tergolong biaya variabel yaitu Pengunaan persediaan bahan baku dan penolong (usaha manufaktur), Penggunaan komponen/sparepart (usaha perakitan), Penggunaan persediaan barang jadi (usaha dagang dan manufaktur), Biaya tenaga kerja langsung: upah buruh, upah pegawai borongan, upah pegawai harian (usaha manufaktur), Fee untuk profesional yang dibayar per proyek (usaha jasa)
Komisi penjualan (usaha manufaktur, dagang dan jasa). Jika biaya variabel ini dihubungkan dengan prinsip penanding maka Biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
Konsep penandingan (matching principle) merupakan  konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya . Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.











B.     Landasan Teori
Dalam akuntansi biaya kita mengenal beberapa elemen biaya, salah satunya yaitu biaya varibel, dimana biaya variabel biaya yang berubah searah dan sebanding dengan perubahan output atau aktifitas.  Artinya dalam biaya variabel dapat ditentukan dengan perubahan modal total dalam proporsi yang sama dengan perubahan volume.
Biaya variabel yang dalam kaitannya dengan prinsip penanding ( matching principle) biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
Konsep penandingan (matching principle) merupakan  konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya . Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.
Menandingkan bukan mengkompensasi. Ada kalanya biaya biaya komisi penjualan, biaya angkut pengiriman barang, dan biaya-biaya yang bersangkutan dengan transaksi penjualan dikurangkan langsung terhadap hasil penjualan dan hanya jumlah rupiah netonya yang dicatat dalam akun penjualan. Penjualan dan penjualan dilaporkan sebesar jumlah netonya.
Pada perusahaan manufaktur, produk fisik dapat digunakan sebagai sarana alat tukaran hubungan sebab akibat. biaya yang harus ditandingkan dengan pendapatan adalah seluruh biaya potensi jasa yang melekat pada produk yang telah terjual dan mendatangkan pendapatan. Penandingan sebab akibat semacam ini disebut penandingan langsung dan untuk perusahaan pemanufakturan penandingan langsung seperti itu disebut penanding produk.
Biaya produk terjual dan biaya produk sebelum terjual. Secara teoritis dan praktis hubungan sebab akibat harus dipertahankan hanya biaya variable yang sebenarnya dapat dengan mudah diidentifikasi dengan produk karena besarnya biaya variable ditentukan oleh volume produksi.












C.     Permasalahan
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas kita dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan biaya, biaya variabel dan matching principles?
2.      Bagaimana hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dan pembebanan segera (immediate recognition) dalam konsep penandingan?











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Biaya, Biaya Variabel dan Prinsip Penanding ( Matching Principle)
a.       Biaya
Menurut Mulyadi (2005:8) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
Menurut Armanto Witjaksono (2006:6) biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.
Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Menurut Masiyah Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang dan jasa yang diukur dalam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.
b.      Biaya Variabel
Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
Besarnya biaya variabel total (TVC), jumlah seluruh biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk. Untuk menghitung besar variabel total dapat menggunakan rumus berikut :
Keterangan:
TVC = Biaya variabel total
VC = Biaya variabel per unit
Q = Jumlah produksi.
TVC = VC x Q
Contoh :
Suatu produksi dihasilkan sebanyak 400 unit, biaya variabel per unit Rp. 2.000,00. Berapakah biaya variabel total ?
Jawab :
Diketahui VC = 2.000,00 dan Q = 400 unit
TVC = VC x Q = 2.000 x 400 = 800.000

c.       Matching Principes
Matching principles adalah prinsip yang menandingkan pendapatan dan biaya sebuah perusahaan. Biaya yang terjadi dengan pendapatan yang muncul sebagai akibat dari adanya biaya tersebut. Matching principle dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Direct matching
Direct, secara langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara langsung. Langsung ini berarti langsung melekat, halah, contohnya saja dalam industri mebel, penjualan, akan ditandingkan dengan biaya packing produk. Semakin tinggi penjualan semakin tinggi pula packing produk tersebut.
b. Indirect matching
Indirect, secara tidak langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara tidak langsung. Contoh untuk memudahkan konsep ini yaitu biaya gaji. Biaya gaji naik, belum tentu penjualan naik.
c. Matching selama masa manfaat telah kadaluarsa
Kurang begitu paham mengenai tipe matching yang terakhir ini. Dibuku cuma menjelaskan mengenai biaya riset dan pengembangan(research and development). Biaya tersebut akan terjadi sebelum adanya penjualan.

B.     Hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dan pembebanan segera (immediate recognition) dalam konsep penandingan
Hubungan Sebab Akibat
Dasar yang paling ideal untuk membandingkan biaya dengan pendapatan adalah hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar pengamatan yang dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa tertentu yang digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
Komite American Accounting Association juga menyarankan penggunaan hubungan sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka mengatakan : Cost harus dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui.
Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan biaya. Oleh karena itu pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.
Paton dan Littleton (1970) menyatakan dasar ini adalah yang paling ideal karena paling merepresentasi konsep upaya dan hasil. Namun penandingan langsung menghadapi beberapa masalah teknis diantaranya :



·         Identifikasi Kos Produk
Karena produk terjual merupakan takaran penandingan, kos produk akan dipecah menjadi dua komponen yaitu kos produk yang telah terjual dan kos produk yang belum terjualdan masih menjadi asset perusahaan. Kos yang melekat pada produk terjual akan langsung dibebenkan sebagai biaya. Kos sediaan baru dibebankan sebagai biaya kalau produk telah terjual.
·         Produk Usang atau Musiman
Masalah lain yang berkaitan dengan penandingan atas dasar sebab akibat adalah adanya produk musiman yang tidak laku dijual. Persoalannya adalah apakah kos produk musiman yang tidak terjual merupakan sebab (sebagai biaya) atau bukan (sebagai rugi) . Sediaan akhir yang tidak terjual sebenarnya merupakan upaya (biaya) atau sebab untuk mendatangkan penjualan yang dicapai musim tertentu. Jadi tidak selayaknyalah kos sediaan yang tidak terjual diperlakukan sebagai rugi.
·         Barang Rusak
Kelayakan ekonomik menuntut pertimbangan dengan memperhatikan kondisi yang melingkupi suatu masalah. Bila kerusakan produk merupakan hal yang normal atau bahkan merupakan prasyarat untuk menghasilkan barang dengan kualitas baik, kos barang yang rusak dapat dianggap sebagai upaya menghasilkan pendapatan. Sebaliknya, kalau kerusakan atau cacatnya produk merupakan hal yang tidak biasa terjadi (karena kelalaian atau musibah) maka jumlah rupiah tersebut dapat diperlakukan sebagai rugi.
·         Identifikasi Kos Nonproduk
Dalam kaitannya dengan penandingan sebab-akibat ,kos nonproduksi tidak harus ditunda pembebanannya untuk dikeitkan dengan pendapatan masa datang kalau tidak ada kepastian tentang pendapatan masa datang yang dapat dikaitkan dengan kos nonproduksi. Ini berarti asosiasi produk diganti dengan asosiasi perioda.
·         Biaya Antisipasian
Biaya antisipasian (anticipated expenses) adalah biaya yang dianggap menyebabkan timbulnya pendapatan tetapi baru terjadi seteleh pendapatan diakui. Sebagai contoh adalah kos yang berkaitan dengan kegiatan purna-jual seperti jaminan penjualan, jaminan reparasi gratis, dan pengumpulan piutang. Bila penandingan sebab-akibat dipertahankan , kos semacam itu harus diantisipasi dan diakui pada periode terjadinya penjualan meskipun kos belum terjadi.

Alokasi Sistematik dan Rasional
Alokasi sistematik dan rasional merupakan proses penandingan dengan perioda sebagai penakar pendapatan dan biaya. Proses ini sering disebut penandingan perioda. Dalam pengakuan biaya, diasumsi bahwa yang menerima manfaat dari potensi jasa adalah perioda bukan produk. Keberatan terhadap penandingan ini adalah bahwa proses alokasi menimbulkan banyak metoda alokasi. Sebenarnya , adanya berbagai metoda alokasi menunjukkan bahwa akuntansi berusaha untuk menyelaraskan pola penyerapan kos yang kira-kira mendekati pola pemanfaatan potensi jasa sehingga konsep penandingan yang tepat dapat dicapai. Depresiasi asset tetap merupakan contoh masalah ini. Alasan lain yang mendukung dasar penandingan ini adalah:
1)      Banyak jenis biaya perioda yang berkaitan secara tidak langsung dengan pendapatan perioda berjalan sehingga tidaklah terlalu menyimpang dari asosiasi sebab-akibat meskipun kos potensi jasa diakui dan dilaporkan sebagai biaya pada saat potensi jasa tersebut dikonsumsi.
2)      Dalam banyak hal, memang sulit untuk mencari kaitan langsung antara biaya-biaya tertentu dengan pendapatan. Meskipun demikian, kalau biaya-biaya tersebut memang diperlukan untuk operasi perusahaan secara keseluruhan maka meretia harus dibebankan pada periode berjalan.
3)      Bila biaya tidak dapat diasosiasi dengan cukup pasti dengan pendapatan masa datang atau manfaat ekonomik tidak dapat dikaitkan dengan perioda-perioda masa datang.
4)      Kalau kegiatan atau kejadian sifatnya normal dan berulang serta jumlahnya relatif konstan, pembebanan langsung tidak mempengaruhi laba secara material meskipun hal tersebut tidak menggambarkan penandingan yang sempurna atau bahkan salah tanding.
5)      Alokasi sistemik dan rasional memmeng merupakan kebutuhan.


Pembebanan Segera (Immediate Rocognition)
Apabila tidak alasan yang kuat untuk membebankan cost atas dasar hubungan sebab akibat ataupun alokasi sistematis dan rasional, maka cost langsung ddapa dibebankan pada periode terjadinya. Alasan yang melandasi pembebanan dengan cara ini adalah kepraktisan. Misalnya, pencatatan terhadap biaya advertensi.
Cost yang dikeluarkan untuk kegiatan advrtensi sulit untuk dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab akibat. Disamping itu,cost tersebut kemungkinan memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Namun,karena manfaat tersebut sulit untuk diukur, pembebanan atas dasar alokasi sistematis juga tidak dapat dilakukan dengan tepat. Konsumen mungkin saja membeli produk perusahaan karena dipengaruhi oleh advertensi yang diketahui beberapa tahun lalu. Jadi, karena manfaaat tersebut tidak dapat diukur dengan tepat, maka cost advertensi dibebankan langsung sebagai biaya. Pembebanan ini berlaku juga untuk cost penelitian dan pengembangan.
Dalam statement FASB No. 2 yaitu : Accuonting For Researsch and Development Cost disebutkan bahwa dasar penandingan hubungan sebab akibat dan alokasi sistematis tidak dapat diterapkan untuk cost penilitian dan pengembangan. Hal ini disebabkan manfaat penelitian dan pengembangan dimasa mendatang tidak dapat ditentukan dengan tepat, karena itu cost tersebut tidak dapat dikapitalisasi dan dicacat sebagai aktiva. Cost tersebut langsung dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

a)      Biaya variabel terjadi karena adanya perubahan modal total dalam proporsi perusahaan dan terjadinya perubahan volume produksi. Artinya biaya-biaya yang nilainya meningkat/menurun seiring dengan meningkat/menurun-nya aktivitas.
b)      Biaya-biaya yang tergolong biaya variabel yaitu Pengunaan persediaan bahan baku dan penolong (usaha manufaktur), Penggunaan komponen/sparepart (usaha perakitan), Penggunaan persediaan barang jadi (usaha dagang dan manufaktur), Biaya tenaga kerja langsung: upah buruh, upah pegawai borongan, upah pegawai harian (usaha manufaktur), Fee untuk profesional yang dibayar per proyek (usaha jasa)
c)      Konsep penandingan (matching principle) merupakan  konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya .
d)     Biaya variabel yang dalam kaitannya dengan prinsip penanding ( matching principle) biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
e)      Pada perusahaan manufaktur, produk fisik dapat digunakan sebagai sarana alat tukaran hubungan sebab akibat. biaya yang harus ditandingkan dengan pendapatan adalah seluruh biaya potensi jasa yang melekat pada produk yang telah terjual dan mendatangkan pendapatan.