Jumat, 13 Juni 2014

KONSEP BIAYA VARIABEL DALAM MATCHING PRINCIPLES

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Dalam dunia akuntansi kita mengenal berbagai macam akuntansi salah satunya yaitu akuntansi biaya. Didalam akuntansi biaya kita mengenal beberapa elemen akuntansi biaya  salah satunya yaitu biaya variabel. Biaya variabel yang dalam kaitannya dengan pendapatan.
Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang “ KONSEP BIAYA VARIABEL DALAM MATCHING PRINCIPLES” , dimana biaya variabel terjadi karena adanya perubahan modal total dalam proporsi perusahaan dan terjadinya perubahan volume produksi. Artinya biaya-biaya yang nilainya meningkat/menurun seiring dengan meningkat/menurun-nya aktivitas. Sehingga, biaya variabel bisa didefinisikan sebagai jenis biaya yang berubah mengikuti perubahan volume aktivitas.
Ketika tidak ada aktivitas (aktivitas=nol), total biaya variabel juga tidak ada (total biaya variabel=0), Ketika mulai ada aktivitas, maka biaya variabel juga mulai timbul, Biaya variabel meningkat, dalam porsi yang sama, mengikuti peningkatan total aktivitas dan Jika suatu saat aktivitas mengalami penurunan, maka biaya variabel yang timbulpun akan menurun dalam porsi yang sama.
Adapun biaya-biaya yang tergolong biaya variabel yaitu Pengunaan persediaan bahan baku dan penolong (usaha manufaktur), Penggunaan komponen/sparepart (usaha perakitan), Penggunaan persediaan barang jadi (usaha dagang dan manufaktur), Biaya tenaga kerja langsung: upah buruh, upah pegawai borongan, upah pegawai harian (usaha manufaktur), Fee untuk profesional yang dibayar per proyek (usaha jasa)
Komisi penjualan (usaha manufaktur, dagang dan jasa). Jika biaya variabel ini dihubungkan dengan prinsip penanding maka Biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
Konsep penandingan (matching principle) merupakan  konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya . Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.











B.     Landasan Teori
Dalam akuntansi biaya kita mengenal beberapa elemen biaya, salah satunya yaitu biaya varibel, dimana biaya variabel biaya yang berubah searah dan sebanding dengan perubahan output atau aktifitas.  Artinya dalam biaya variabel dapat ditentukan dengan perubahan modal total dalam proporsi yang sama dengan perubahan volume.
Biaya variabel yang dalam kaitannya dengan prinsip penanding ( matching principle) biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
Konsep penandingan (matching principle) merupakan  konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya . Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.
Menandingkan bukan mengkompensasi. Ada kalanya biaya biaya komisi penjualan, biaya angkut pengiriman barang, dan biaya-biaya yang bersangkutan dengan transaksi penjualan dikurangkan langsung terhadap hasil penjualan dan hanya jumlah rupiah netonya yang dicatat dalam akun penjualan. Penjualan dan penjualan dilaporkan sebesar jumlah netonya.
Pada perusahaan manufaktur, produk fisik dapat digunakan sebagai sarana alat tukaran hubungan sebab akibat. biaya yang harus ditandingkan dengan pendapatan adalah seluruh biaya potensi jasa yang melekat pada produk yang telah terjual dan mendatangkan pendapatan. Penandingan sebab akibat semacam ini disebut penandingan langsung dan untuk perusahaan pemanufakturan penandingan langsung seperti itu disebut penanding produk.
Biaya produk terjual dan biaya produk sebelum terjual. Secara teoritis dan praktis hubungan sebab akibat harus dipertahankan hanya biaya variable yang sebenarnya dapat dengan mudah diidentifikasi dengan produk karena besarnya biaya variable ditentukan oleh volume produksi.












C.     Permasalahan
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas kita dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan biaya, biaya variabel dan matching principles?
2.      Bagaimana hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dan pembebanan segera (immediate recognition) dalam konsep penandingan?











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Biaya, Biaya Variabel dan Prinsip Penanding ( Matching Principle)
a.       Biaya
Menurut Mulyadi (2005:8) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
Menurut Armanto Witjaksono (2006:6) biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.
Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Menurut Masiyah Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang dan jasa yang diukur dalam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.
b.      Biaya Variabel
Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
Besarnya biaya variabel total (TVC), jumlah seluruh biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk. Untuk menghitung besar variabel total dapat menggunakan rumus berikut :
Keterangan:
TVC = Biaya variabel total
VC = Biaya variabel per unit
Q = Jumlah produksi.
TVC = VC x Q
Contoh :
Suatu produksi dihasilkan sebanyak 400 unit, biaya variabel per unit Rp. 2.000,00. Berapakah biaya variabel total ?
Jawab :
Diketahui VC = 2.000,00 dan Q = 400 unit
TVC = VC x Q = 2.000 x 400 = 800.000

c.       Matching Principes
Matching principles adalah prinsip yang menandingkan pendapatan dan biaya sebuah perusahaan. Biaya yang terjadi dengan pendapatan yang muncul sebagai akibat dari adanya biaya tersebut. Matching principle dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Direct matching
Direct, secara langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara langsung. Langsung ini berarti langsung melekat, halah, contohnya saja dalam industri mebel, penjualan, akan ditandingkan dengan biaya packing produk. Semakin tinggi penjualan semakin tinggi pula packing produk tersebut.
b. Indirect matching
Indirect, secara tidak langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara tidak langsung. Contoh untuk memudahkan konsep ini yaitu biaya gaji. Biaya gaji naik, belum tentu penjualan naik.
c. Matching selama masa manfaat telah kadaluarsa
Kurang begitu paham mengenai tipe matching yang terakhir ini. Dibuku cuma menjelaskan mengenai biaya riset dan pengembangan(research and development). Biaya tersebut akan terjadi sebelum adanya penjualan.

B.     Hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dan pembebanan segera (immediate recognition) dalam konsep penandingan
Hubungan Sebab Akibat
Dasar yang paling ideal untuk membandingkan biaya dengan pendapatan adalah hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar pengamatan yang dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa tertentu yang digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
Komite American Accounting Association juga menyarankan penggunaan hubungan sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka mengatakan : Cost harus dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui.
Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan biaya. Oleh karena itu pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.
Paton dan Littleton (1970) menyatakan dasar ini adalah yang paling ideal karena paling merepresentasi konsep upaya dan hasil. Namun penandingan langsung menghadapi beberapa masalah teknis diantaranya :



·         Identifikasi Kos Produk
Karena produk terjual merupakan takaran penandingan, kos produk akan dipecah menjadi dua komponen yaitu kos produk yang telah terjual dan kos produk yang belum terjualdan masih menjadi asset perusahaan. Kos yang melekat pada produk terjual akan langsung dibebenkan sebagai biaya. Kos sediaan baru dibebankan sebagai biaya kalau produk telah terjual.
·         Produk Usang atau Musiman
Masalah lain yang berkaitan dengan penandingan atas dasar sebab akibat adalah adanya produk musiman yang tidak laku dijual. Persoalannya adalah apakah kos produk musiman yang tidak terjual merupakan sebab (sebagai biaya) atau bukan (sebagai rugi) . Sediaan akhir yang tidak terjual sebenarnya merupakan upaya (biaya) atau sebab untuk mendatangkan penjualan yang dicapai musim tertentu. Jadi tidak selayaknyalah kos sediaan yang tidak terjual diperlakukan sebagai rugi.
·         Barang Rusak
Kelayakan ekonomik menuntut pertimbangan dengan memperhatikan kondisi yang melingkupi suatu masalah. Bila kerusakan produk merupakan hal yang normal atau bahkan merupakan prasyarat untuk menghasilkan barang dengan kualitas baik, kos barang yang rusak dapat dianggap sebagai upaya menghasilkan pendapatan. Sebaliknya, kalau kerusakan atau cacatnya produk merupakan hal yang tidak biasa terjadi (karena kelalaian atau musibah) maka jumlah rupiah tersebut dapat diperlakukan sebagai rugi.
·         Identifikasi Kos Nonproduk
Dalam kaitannya dengan penandingan sebab-akibat ,kos nonproduksi tidak harus ditunda pembebanannya untuk dikeitkan dengan pendapatan masa datang kalau tidak ada kepastian tentang pendapatan masa datang yang dapat dikaitkan dengan kos nonproduksi. Ini berarti asosiasi produk diganti dengan asosiasi perioda.
·         Biaya Antisipasian
Biaya antisipasian (anticipated expenses) adalah biaya yang dianggap menyebabkan timbulnya pendapatan tetapi baru terjadi seteleh pendapatan diakui. Sebagai contoh adalah kos yang berkaitan dengan kegiatan purna-jual seperti jaminan penjualan, jaminan reparasi gratis, dan pengumpulan piutang. Bila penandingan sebab-akibat dipertahankan , kos semacam itu harus diantisipasi dan diakui pada periode terjadinya penjualan meskipun kos belum terjadi.

Alokasi Sistematik dan Rasional
Alokasi sistematik dan rasional merupakan proses penandingan dengan perioda sebagai penakar pendapatan dan biaya. Proses ini sering disebut penandingan perioda. Dalam pengakuan biaya, diasumsi bahwa yang menerima manfaat dari potensi jasa adalah perioda bukan produk. Keberatan terhadap penandingan ini adalah bahwa proses alokasi menimbulkan banyak metoda alokasi. Sebenarnya , adanya berbagai metoda alokasi menunjukkan bahwa akuntansi berusaha untuk menyelaraskan pola penyerapan kos yang kira-kira mendekati pola pemanfaatan potensi jasa sehingga konsep penandingan yang tepat dapat dicapai. Depresiasi asset tetap merupakan contoh masalah ini. Alasan lain yang mendukung dasar penandingan ini adalah:
1)      Banyak jenis biaya perioda yang berkaitan secara tidak langsung dengan pendapatan perioda berjalan sehingga tidaklah terlalu menyimpang dari asosiasi sebab-akibat meskipun kos potensi jasa diakui dan dilaporkan sebagai biaya pada saat potensi jasa tersebut dikonsumsi.
2)      Dalam banyak hal, memang sulit untuk mencari kaitan langsung antara biaya-biaya tertentu dengan pendapatan. Meskipun demikian, kalau biaya-biaya tersebut memang diperlukan untuk operasi perusahaan secara keseluruhan maka meretia harus dibebankan pada periode berjalan.
3)      Bila biaya tidak dapat diasosiasi dengan cukup pasti dengan pendapatan masa datang atau manfaat ekonomik tidak dapat dikaitkan dengan perioda-perioda masa datang.
4)      Kalau kegiatan atau kejadian sifatnya normal dan berulang serta jumlahnya relatif konstan, pembebanan langsung tidak mempengaruhi laba secara material meskipun hal tersebut tidak menggambarkan penandingan yang sempurna atau bahkan salah tanding.
5)      Alokasi sistemik dan rasional memmeng merupakan kebutuhan.


Pembebanan Segera (Immediate Rocognition)
Apabila tidak alasan yang kuat untuk membebankan cost atas dasar hubungan sebab akibat ataupun alokasi sistematis dan rasional, maka cost langsung ddapa dibebankan pada periode terjadinya. Alasan yang melandasi pembebanan dengan cara ini adalah kepraktisan. Misalnya, pencatatan terhadap biaya advertensi.
Cost yang dikeluarkan untuk kegiatan advrtensi sulit untuk dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab akibat. Disamping itu,cost tersebut kemungkinan memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Namun,karena manfaat tersebut sulit untuk diukur, pembebanan atas dasar alokasi sistematis juga tidak dapat dilakukan dengan tepat. Konsumen mungkin saja membeli produk perusahaan karena dipengaruhi oleh advertensi yang diketahui beberapa tahun lalu. Jadi, karena manfaaat tersebut tidak dapat diukur dengan tepat, maka cost advertensi dibebankan langsung sebagai biaya. Pembebanan ini berlaku juga untuk cost penelitian dan pengembangan.
Dalam statement FASB No. 2 yaitu : Accuonting For Researsch and Development Cost disebutkan bahwa dasar penandingan hubungan sebab akibat dan alokasi sistematis tidak dapat diterapkan untuk cost penilitian dan pengembangan. Hal ini disebabkan manfaat penelitian dan pengembangan dimasa mendatang tidak dapat ditentukan dengan tepat, karena itu cost tersebut tidak dapat dikapitalisasi dan dicacat sebagai aktiva. Cost tersebut langsung dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

a)      Biaya variabel terjadi karena adanya perubahan modal total dalam proporsi perusahaan dan terjadinya perubahan volume produksi. Artinya biaya-biaya yang nilainya meningkat/menurun seiring dengan meningkat/menurun-nya aktivitas.
b)      Biaya-biaya yang tergolong biaya variabel yaitu Pengunaan persediaan bahan baku dan penolong (usaha manufaktur), Penggunaan komponen/sparepart (usaha perakitan), Penggunaan persediaan barang jadi (usaha dagang dan manufaktur), Biaya tenaga kerja langsung: upah buruh, upah pegawai borongan, upah pegawai harian (usaha manufaktur), Fee untuk profesional yang dibayar per proyek (usaha jasa)
c)      Konsep penandingan (matching principle) merupakan  konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya .
d)     Biaya variabel yang dalam kaitannya dengan prinsip penanding ( matching principle) biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
e)      Pada perusahaan manufaktur, produk fisik dapat digunakan sebagai sarana alat tukaran hubungan sebab akibat. biaya yang harus ditandingkan dengan pendapatan adalah seluruh biaya potensi jasa yang melekat pada produk yang telah terjual dan mendatangkan pendapatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar