BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam
dunia akuntansi kita mengenal berbagai macam akuntansi salah satunya yaitu
akuntansi biaya. Didalam akuntansi biaya kita mengenal beberapa elemen
akuntansi biaya salah satunya yaitu
biaya variabel. Biaya variabel yang dalam kaitannya dengan pendapatan.
Dalam
kesempatan ini saya akan membahas tentang “ KONSEP BIAYA VARIABEL DALAM
MATCHING PRINCIPLES” , dimana biaya variabel terjadi karena adanya perubahan
modal total dalam proporsi perusahaan dan terjadinya perubahan volume produksi.
Artinya biaya-biaya yang nilainya meningkat/menurun seiring dengan
meningkat/menurun-nya aktivitas. Sehingga, biaya variabel bisa didefinisikan
sebagai jenis biaya yang berubah mengikuti perubahan volume aktivitas.
Ketika
tidak ada aktivitas (aktivitas=nol), total biaya variabel juga tidak ada (total
biaya variabel=0), Ketika mulai ada aktivitas, maka biaya variabel juga mulai
timbul, Biaya variabel meningkat, dalam porsi yang sama, mengikuti peningkatan
total aktivitas dan Jika suatu saat aktivitas mengalami penurunan, maka biaya
variabel yang timbulpun akan menurun dalam porsi yang sama.
Adapun
biaya-biaya yang tergolong biaya variabel yaitu Pengunaan persediaan bahan baku
dan penolong (usaha manufaktur), Penggunaan komponen/sparepart (usaha
perakitan), Penggunaan persediaan barang jadi (usaha dagang dan manufaktur),
Biaya tenaga kerja langsung: upah buruh, upah pegawai borongan, upah pegawai
harian (usaha manufaktur), Fee untuk profesional yang dibayar per proyek (usaha
jasa)
Komisi
penjualan (usaha manufaktur, dagang dan jasa). Jika biaya variabel ini
dihubungkan dengan prinsip penanding maka Biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan
menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
Konsep penandingan (matching principle)
merupakan konsep yang dimaksudkan untuk
mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya .
Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan
perusahaan.
B. Landasan
Teori
Dalam
akuntansi biaya kita mengenal beberapa elemen biaya, salah satunya yaitu biaya
varibel, dimana biaya variabel biaya yang berubah searah dan sebanding dengan
perubahan output atau aktifitas. Artinya
dalam biaya variabel dapat ditentukan dengan perubahan modal total dalam
proporsi yang sama dengan perubahan volume.
Biaya
variabel yang dalam kaitannya dengan prinsip penanding ( matching principle) biaya hanya dihasilkan dari
pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
Konsep penandingan (matching
principle) merupakan konsep yang
dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara
pendapatan dan biaya . Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan,
sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan
upaya yang dilakukan perusahaan.
Menandingkan bukan mengkompensasi.
Ada kalanya biaya biaya komisi penjualan, biaya angkut pengiriman barang, dan
biaya-biaya yang bersangkutan dengan transaksi penjualan dikurangkan langsung
terhadap hasil penjualan dan hanya jumlah rupiah netonya yang dicatat dalam
akun penjualan. Penjualan dan penjualan dilaporkan sebesar jumlah netonya.
Pada perusahaan manufaktur, produk
fisik dapat digunakan sebagai sarana alat tukaran hubungan sebab akibat. biaya
yang harus ditandingkan dengan pendapatan adalah seluruh biaya potensi jasa
yang melekat pada produk yang telah terjual dan mendatangkan pendapatan.
Penandingan sebab akibat semacam ini disebut penandingan langsung dan untuk
perusahaan pemanufakturan penandingan langsung seperti itu disebut penanding
produk.
Biaya produk terjual dan biaya
produk sebelum terjual. Secara teoritis dan praktis hubungan sebab akibat harus
dipertahankan hanya biaya variable yang sebenarnya dapat dengan mudah diidentifikasi
dengan produk karena besarnya biaya variable ditentukan oleh volume produksi.
C. Permasalahan
Berdasarkan Latar Belakang Masalah
diatas kita dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan biaya,
biaya variabel dan matching principles?
2. Bagaimana hubungan sebab akibat
(association of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional
(systematic and rational allocation) dan pembebanan segera (immediate
recognition) dalam konsep penandingan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Biaya, Biaya Variabel dan Prinsip Penanding ( Matching Principle)
a. Biaya
Menurut
Mulyadi (2005:8) biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam uang, yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
Menurut Armanto Witjaksono (2006:6) biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.
Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
Menurut Armanto Witjaksono (2006:6) biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.
Menurut Supriyono (2000;16),
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai
pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002;36),
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa
yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi
organisasi.
Menurut Masiyah
Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas
yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang dan jasa yang diukur
dalam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu manfaat yaitu
peningkatan laba di masa mendatang.
b. Biaya
Variabel
Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung.
Besarnya
biaya variabel total (TVC), jumlah seluruh biaya variabel yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk. Untuk menghitung besar variabel
total dapat menggunakan rumus berikut :
Keterangan:
TVC = Biaya variabel total
TVC = Biaya variabel total
VC = Biaya variabel per unit
Q = Jumlah produksi.
TVC = VC x Q
Contoh :
Suatu produksi dihasilkan sebanyak
400 unit, biaya variabel per unit Rp. 2.000,00. Berapakah biaya variabel total
?
Jawab :
Diketahui VC = 2.000,00 dan Q = 400 unit
TVC = VC x Q = 2.000 x 400 = 800.000
TVC = VC x Q = 2.000 x 400 = 800.000
c. Matching
Principes
Matching principles adalah prinsip yang menandingkan
pendapatan dan biaya sebuah perusahaan. Biaya yang terjadi dengan pendapatan
yang muncul sebagai akibat dari adanya biaya tersebut. Matching principle dibedakan menjadi
tiga macam yaitu:
a. Direct matching
Direct, secara langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara langsung. Langsung ini berarti langsung melekat, halah, contohnya saja dalam industri mebel, penjualan, akan ditandingkan dengan biaya packing produk. Semakin tinggi penjualan semakin tinggi pula packing produk tersebut.
b. Indirect matching
Indirect, secara tidak langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara tidak langsung. Contoh untuk memudahkan konsep ini yaitu biaya gaji. Biaya gaji naik, belum tentu penjualan naik.
c. Matching selama masa manfaat telah kadaluarsa
Kurang begitu paham mengenai tipe matching yang terakhir ini. Dibuku cuma menjelaskan mengenai biaya riset dan pengembangan(research and development). Biaya tersebut akan terjadi sebelum adanya penjualan.
a. Direct matching
Direct, secara langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara langsung. Langsung ini berarti langsung melekat, halah, contohnya saja dalam industri mebel, penjualan, akan ditandingkan dengan biaya packing produk. Semakin tinggi penjualan semakin tinggi pula packing produk tersebut.
b. Indirect matching
Indirect, secara tidak langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara tidak langsung. Contoh untuk memudahkan konsep ini yaitu biaya gaji. Biaya gaji naik, belum tentu penjualan naik.
c. Matching selama masa manfaat telah kadaluarsa
Kurang begitu paham mengenai tipe matching yang terakhir ini. Dibuku cuma menjelaskan mengenai biaya riset dan pengembangan(research and development). Biaya tersebut akan terjadi sebelum adanya penjualan.
B. Hubungan sebab akibat (association
of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and
rational allocation) dan pembebanan segera (immediate recognition) dalam konsep
penandingan
Hubungan Sebab Akibat
Dasar yang paling ideal untuk
membandingkan biaya dengan pendapatan adalah hubungan sebab akibat. Meskipun
dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar pengamatan yang dilakukan
para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa tertentu yang digunakan dalam proses
produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses menghasilkan pendapatan
selama periode tertentu.
Komite American Accounting
Association juga menyarankan penggunaan hubungan sebab akibat sebagai dasar
penandingan. Mereka mengatakan : Cost harus dihubungkan dengan pendapatan yang
direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif yang dapat
dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui.
Dari pernyataan di atas dapat
dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar tepat dapat dilakukan apabila
terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan biaya. Oleh karena itu
pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan dalam
periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.
Paton dan Littleton (1970)
menyatakan dasar ini adalah yang paling ideal karena paling merepresentasi
konsep upaya dan hasil. Namun penandingan langsung menghadapi beberapa masalah
teknis diantaranya :
· Identifikasi
Kos Produk
Karena produk terjual merupakan
takaran penandingan, kos produk akan dipecah menjadi dua komponen yaitu kos
produk yang telah terjual dan kos produk yang belum terjualdan masih menjadi
asset perusahaan. Kos yang melekat pada produk terjual akan langsung dibebenkan
sebagai biaya. Kos sediaan baru dibebankan sebagai biaya kalau produk telah
terjual.
·
Produk
Usang atau Musiman
Masalah lain yang berkaitan dengan
penandingan atas dasar sebab akibat adalah adanya produk musiman yang tidak
laku dijual. Persoalannya adalah apakah kos produk musiman yang tidak terjual
merupakan sebab (sebagai biaya) atau bukan (sebagai rugi) . Sediaan akhir yang tidak
terjual sebenarnya merupakan upaya (biaya) atau sebab untuk mendatangkan
penjualan yang dicapai musim tertentu. Jadi tidak selayaknyalah kos sediaan
yang tidak terjual diperlakukan sebagai rugi.
·
Barang
Rusak
Kelayakan ekonomik menuntut
pertimbangan dengan memperhatikan kondisi yang melingkupi suatu masalah. Bila
kerusakan produk merupakan hal yang normal atau bahkan merupakan prasyarat
untuk menghasilkan barang dengan kualitas baik, kos barang yang rusak dapat
dianggap sebagai upaya menghasilkan pendapatan. Sebaliknya, kalau kerusakan
atau cacatnya produk merupakan hal yang tidak biasa terjadi (karena kelalaian
atau musibah) maka jumlah rupiah tersebut dapat diperlakukan sebagai rugi.
·
Identifikasi
Kos Nonproduk
Dalam kaitannya dengan penandingan
sebab-akibat ,kos nonproduksi tidak harus ditunda pembebanannya untuk dikeitkan
dengan pendapatan masa datang kalau tidak ada kepastian tentang pendapatan masa
datang yang dapat dikaitkan dengan kos nonproduksi. Ini berarti asosiasi produk
diganti dengan asosiasi perioda.
·
Biaya
Antisipasian
Biaya antisipasian (anticipated
expenses) adalah biaya yang dianggap menyebabkan timbulnya pendapatan tetapi
baru terjadi seteleh pendapatan diakui. Sebagai contoh adalah kos yang
berkaitan dengan kegiatan purna-jual seperti jaminan penjualan, jaminan
reparasi gratis, dan pengumpulan piutang. Bila penandingan sebab-akibat
dipertahankan , kos semacam itu harus diantisipasi dan diakui pada periode
terjadinya penjualan meskipun kos belum terjadi.
Alokasi Sistematik dan Rasional
Alokasi sistematik dan rasional
merupakan proses penandingan dengan perioda sebagai penakar pendapatan dan
biaya. Proses ini sering disebut penandingan perioda. Dalam pengakuan biaya,
diasumsi bahwa yang menerima manfaat dari potensi jasa adalah perioda bukan
produk. Keberatan terhadap penandingan ini adalah bahwa proses alokasi
menimbulkan banyak metoda alokasi. Sebenarnya , adanya berbagai metoda alokasi
menunjukkan bahwa akuntansi berusaha untuk menyelaraskan pola penyerapan kos
yang kira-kira mendekati pola pemanfaatan potensi jasa sehingga konsep
penandingan yang tepat dapat dicapai. Depresiasi asset tetap merupakan contoh
masalah ini. Alasan lain yang mendukung dasar penandingan ini adalah:
1) Banyak
jenis biaya perioda yang berkaitan secara tidak langsung dengan pendapatan
perioda berjalan sehingga tidaklah terlalu menyimpang dari asosiasi
sebab-akibat meskipun kos potensi jasa diakui dan dilaporkan sebagai biaya pada
saat potensi jasa tersebut dikonsumsi.
2) Dalam
banyak hal, memang sulit untuk mencari kaitan langsung antara biaya-biaya
tertentu dengan pendapatan. Meskipun demikian, kalau biaya-biaya tersebut
memang diperlukan untuk operasi perusahaan secara keseluruhan maka meretia
harus dibebankan pada periode berjalan.
3) Bila
biaya tidak dapat diasosiasi dengan cukup pasti dengan pendapatan masa datang
atau manfaat ekonomik tidak dapat dikaitkan dengan perioda-perioda masa datang.
4) Kalau
kegiatan atau kejadian sifatnya normal dan berulang serta jumlahnya relatif
konstan, pembebanan langsung tidak mempengaruhi laba secara material meskipun
hal tersebut tidak menggambarkan penandingan yang sempurna atau bahkan salah
tanding.
5) Alokasi
sistemik dan rasional memmeng merupakan kebutuhan.
Pembebanan Segera (Immediate
Rocognition)
Apabila tidak alasan yang kuat untuk
membebankan cost atas dasar hubungan sebab akibat ataupun alokasi sistematis
dan rasional, maka cost langsung ddapa dibebankan pada periode terjadinya.
Alasan yang melandasi pembebanan dengan cara ini adalah kepraktisan. Misalnya,
pencatatan terhadap biaya advertensi.
Cost yang dikeluarkan untuk kegiatan
advrtensi sulit untuk dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab
akibat. Disamping itu,cost tersebut kemungkinan memiliki manfaat lebih dari
satu periode akuntansi. Namun,karena manfaat tersebut sulit untuk diukur,
pembebanan atas dasar alokasi sistematis juga tidak dapat dilakukan dengan
tepat. Konsumen mungkin saja membeli produk perusahaan karena dipengaruhi oleh
advertensi yang diketahui beberapa tahun lalu. Jadi, karena manfaaat tersebut
tidak dapat diukur dengan tepat, maka cost advertensi dibebankan langsung
sebagai biaya. Pembebanan ini berlaku juga untuk cost penelitian dan
pengembangan.
Dalam statement FASB No. 2 yaitu
: Accuonting For Researsch and Development Cost disebutkan
bahwa dasar penandingan hubungan sebab akibat dan alokasi sistematis tidak
dapat diterapkan untuk cost penilitian dan pengembangan. Hal ini disebabkan
manfaat penelitian dan pengembangan dimasa mendatang tidak dapat ditentukan
dengan tepat, karena itu cost tersebut tidak dapat dikapitalisasi dan dicacat
sebagai aktiva. Cost tersebut langsung dibebankan sebagai biaya pada periode
terjadinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a)
Biaya variabel terjadi karena adanya
perubahan modal total dalam proporsi perusahaan dan terjadinya perubahan volume
produksi. Artinya biaya-biaya yang nilainya meningkat/menurun seiring dengan
meningkat/menurun-nya aktivitas.
b) Biaya-biaya
yang tergolong biaya variabel yaitu Pengunaan persediaan bahan baku dan
penolong (usaha manufaktur), Penggunaan komponen/sparepart (usaha perakitan),
Penggunaan persediaan barang jadi (usaha dagang dan manufaktur), Biaya tenaga
kerja langsung: upah buruh, upah pegawai borongan, upah pegawai harian (usaha
manufaktur), Fee untuk profesional yang dibayar per proyek (usaha jasa)
c)
Konsep
penandingan (matching principle) merupakan
konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan
rasional antara pendapatan dan biaya .
d) Biaya
variabel yang dalam kaitannya dengan prinsip penanding ( matching principle) biaya hanya dihasilkan dari
pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
e)
Pada
perusahaan manufaktur, produk fisik dapat digunakan sebagai sarana alat tukaran
hubungan sebab akibat. biaya yang harus ditandingkan dengan pendapatan adalah
seluruh biaya potensi jasa yang melekat pada produk yang telah terjual dan
mendatangkan pendapatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar